Panas, setelah beberapa waktu lalu kubu Prabowo mengusulkan debat calon presiden dan wakil presiden nantinya menggunakan bahasa Inggris. Pihak petahana ikut mengusulkan tambahan debat menggunakan bahasa Arab.

Tim Prabowo usul debat berbahasa Inggris, kubu Jokowi tantang pakai bahasa Arab
Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto (kiri) bersama Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kanan)

Alasan dibalik pengusulan tersebut adalah dari pemakaian bahasa Inggris itu sendiri yang diterima oleh seluruh masyarakat Internasional dan penting memiliki pemimpin yang bisa berbahasa Internasional.

Pengusulan pemakaian bahasa Inggris ini dianggap vital karena diera globalisasi komunikasi adalah hal yang penting dan bahas Inggris adalah bahasa Internasional yang sudah diakui dan banyak dipakai di seluruh belahan dunia.

“Karena presiden bergaul di dunia internasional, supaya tidak ada miss komunikasi dan salah tafsir dari lawan bicara, ya memang penting juga calon presiden matang dalam menguasai bahasa luar, dari bahasa Indonesia itu,” ucap Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto.

Kubu Jokowi Ma’aruf usulkan debat bahasa Arab

Kubu Jokowi Ma'aruf usulkan debat bahasa Arab
Kubu Jokowi tantang pakai bahasa Arab

Tidak menjawab dari usulan tersebut pihak oposisi malah ingin menambahkan sesi baru kedalam debat capres-cawapres nanti. Yaitu penggunaan bahasa Arab.

Usulan dari kubu Prabowo ini ternyata menarik komentar dari kubu rival. Pihak Jokowi-Ma’aruf malah ikut – ikutan mengusulkan untuk menambahkan sesi debat capres-cawapres bahasa Arab.

Bahasa Arab sebagai salah satu dari bahasa Internasional berikut dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam maka pantas untuk menambahkan 1 sesi debat baru dengan berbahasa Arab.

Agar penilaian bisa fair dan objektif, tidak memihak kepada salah satu calon pasangan, maka kita bisa menghadirkan perwakilan ulama terkemuka ataupun syeikh dari Saudi Arabia maupun Mesir.

“Kami juga berharap dalam materi debat juga menyampaikan program yang konkret bukan hanya sekadar wacana. Misalnya, setiap satu persoalan disertai solusi dan contoh penanganan. Sehingga rakyat Indonesia bisa mengetahui detail dan memahami ide besar ataupun gagasan dari para capres,” tegas dia.

Tidak berlebihan apabila ada dua bahasa Internasional dalam debat capres-cawapres Indonesia pada 2019 mendatang ? bagaimana tanggapan anda ?