Tidak perlu ada debat Pilpres kata Sandiaga
Cawapres 2019, Sandiaga Uno. (VIVA / Anwar Sadat)

Tidak perlu ada debat Pilpres kata Sandiaga – Bakal calon Wakil Presiden Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno turut menangapi usulan debat Pilpres 2019.

Sebelumnya dari kubu Prabowo-Sandiaga telah mengusulkan debat Pilpres dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.

Secara pribadi menurut pria 49 tahun ini mengatakan bahwak tidak perlu menggunakan bahasa Inggris dalam berdebat karena audiens kita bukan orang luar negeri tapi untuk masyarakat kita sendiri didalam negeri dan bahasi Indonesia sebagai bahas pemersatu bangsa sudah cocok digunakan dalam debat Pilpres 2019 nanti.

Melanjutkan Sandiaga berkata bahwa bahasa Indonesia lebih bisa dipahami oleh seluruh penduduk Indonesia. Sementara bila debat menggunakan bahasa Inggris tidak semua orang bisa mengerti pesan yang dikirim dalam debat tersebut.

“Saya rasa enggak perlu ya. Ini pendapat pribadi saya, bahwa bahasa kita adalah Bahasa Indonesia. Bahasa yang dimengerti 100 persen oleh orang Indonesia,” kata Sandi Jumat 14 September 2018

Sandiaga takut bahwa bila debat menggunakan bahasa Inggris penyampaian para calon Presiden dan Wakil Presiden dalam debat tersebut akan sulit dicerna dan disalah artikan nantinya.

“Bahasa Inggris ya ada yang mengerti, tapi kita kan ingin menjangkau seluruh rakyat Indonesia. Saya pernah ikut pilkada, saya pernah ikut debat, karena menurut saya yang dikhawatirkan debat itu jadi tempat saling serang menyerang. Saya menyarankannya urun rembug aja,” ujarnya menambahkan.

Sandiaga lebih pilih tidak ada debat

Bahkan dikatakan sendiri oleh Sandi bahwa dirinya lebih memilih untuk urun rembug daripada melakukan debat.

Sebab debat bisa menjadi ajang pertarungan yang tidak sehat terlebih bila ada pihak terkait yang memasukkan nya kedalam ranah pribadi.

Debat itu menjadi ajang saling menjatuhkan dan saling serang satu sama lain. Ketika debat dilakukan maka ada jarak kesenjangan antara satu kandidat dengan kandidat lain.

“Karena keadaan bangsa kita sedang tidak baik. Kalau kita saling debat malah memperlebar kesenjangan dan jarak antara satu kubu dengan kubu lain. Menurut saya mungkin sarasehan atau urun rembug. Judulnya mungkin debat tapi di sebelah sana ada presiden yang kita hormati banget. Ada Pak kiai, guru saya, mana bisa kita ngedebat,” ujarnya

“Kita kan harusnya sumbang saran. Karena rakyat yang akan menyaksikan.”

Sandiaga takut akan kondisi Pilpres 2019 yang belum tentu bisa berjalan dengan kondusif. Jadi debat bisa memperkeruh situasi yang sudah tidak pasti.

Apalagi dalam debat nanti dari kubu petahana ada bapak Presiden yang masih aktif juga Pak kiai guru, takutnya kita salah ucap dan disalahartikan.