
Drama berita bohong Ratna Sarumpaet dipandang bukan jadi akhir perjuangan pasangan capres serta cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan presiden 2019.
Ratna awal mulanya ialah juru kampanye pasangan Prabowo-Sandi. Ia mengundurkan diri tempo hari sesudah ketahuan membuat kebohongan yang menghebohkan publik nasional.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan drama hoax Ratna memang membuahkan citra negatif pada Prabowo-Sandi. Tapi tidak langsung mematikan kans untuk menang Pemilihan presiden 2019.
Djayadi berkata pasangan nomer urut 02 itu mempunyai simpatisan solid yang membuat kepopulerannya konstan di rata-rata 30 %.
“Itu menurut saya simpatisan akan memutus telah kuat,” kata Djayadi pada CNNIndonesia.com, Kamis (4/10).
Tingkat keterpilihan Prabowo-Sandi berdasar pada survey beberapa instansi memang berada di rata-rata 30 %.
Berdasar pada survey LSI Denny JA Agustus lantas, kepopuleran pasangan Prabowo-Sandi 29,5 %. Mereka ikut kantongi 32,3 % menurut Survey Tanda pada September 2018.
Lihat ikut: Sandi Junjung Tanggal 3 Oktober Menjadi Hari Antihoaks Nasional
Prabowo-Sandi sampai kepopuleran paling tinggi mereka seputar 35,2 % berdasar pada survey Alvara Research Center.
Djayadi yakini simpatisan Prabowo yang setia tidak akan beralih haluan walau pujaannya baru didera hoax Ratna Sarumpaet.
“Simpatisan yang susah beralih walau isunya seperti hoax,” tutur Ratna.
Hal-hal lain yang selamatkan kans Prabowo-Sandi, menurut Djayadi sebab Pemilu 2019 masih tetap lama.
Djayadi berkata masih tetap terdapat beberapa peluang serta beberapa hal yang dapat berlangsung dalam enam bulan sebelum pencoblosan pada 17 April.
Prabowo-Sandi dapat manfaatkan waktu enam bulan itu untuk melakukan perbaikan citra diri. Peluang lainnya yang dapat membalik permainan ialah jika rumor sama menimpa tim petahana Joko Widodo-Maruf Amin.
“Rumor semacam ini, kan, muncul terbenam. Bisa saja kelak rumor serupa menerpa tim Jokowi. Perihal ini akan membuat kondisi sama. Pemilihan presiden masih tetap lama,” katanya.
‘Belanda’ memang masih tetap jauh serta kantong support tidak hilang, tetapi jalan yang perlu ditempuh Prabowo-Sandi tidak lagi mulus. Mereka dimaksud mesti bekerja lebih keras untuk mencapai penambahan support seputar 20 %.
“Citra negatif membuat orang yang disasar Prabowo, yaitu mereka yang ingin ke Jokowi tetapi masih tetap dapat beralih, semakin lebih susah dibawa beralih,” kata pengamat politik asal Kampus Paramadina ini.
Perihal sama dikatakan Pengamat Politik dari Kampus Gadjah Mada Wawan Masudi masalah peluang Prabowo-Sandi kalah karena masalah hoax Ratna.
Mada mengatakan tiap-tiap pasangan calon pemimpin, termasuk juga Prabowo-Sandi, tentu mempunyai simpatisan solid yangakan masih mensupport tidak perduli junjungannya terperosok persoalan.
Hal-hal lain yang membuat kesempatan Prabowo-Sandi masih terbangun ialah grup penduduk yang belumlah memastikan pilihan solid pada salah satunya pasangan.
Walau demikian, Prabowo-Sandi dipercaya masih akan kesusahan mencapai support dari grup itu, terpenting dari mereka yang lihat semua hal dengan gawat.
“Mungkin grup ini mereka akan tambah lebih dapat lihat seperti apakah calon pemimpin ke depan,” kata Wawan