Ratna Sarumpaet dipukul, diculik, dianiaya

Aktifis gerakan 2019 ganti presiden juga alumni 212 dikabarkan mendapat musibah setelah beberapa foto miliknya mencuat kemedia sosial.

Sebuah foto wajah Ratna Sarumpaet dengan kondisi bengap dan leban beredar di media sosial.

Foto tersebut pertama kali diunggah oleh akun Aminudin Atbar yang juga adalah alumni sekaligus presidium 212. Pada caption foto tertulis Aminudin meminta agar pihak berwajib bisa mengusut tuntas dugaan kekerasan yang dilakukan oleh “Orang – orang pengecut”

Sedangkan pada bagian deskripsinya ditulis oleh Aminudin kalau Ratna positif diculik.

Tidak hanya diculik tapi Ratna juga dianiaya oleh orang-orang tidak dikenal.

Ketua Genari, Gerakan Cinta NKRI menyesalkan kejadian tersebut dan berharap pihak berwajib bisa lebih pro aktif dalam menanggapi keluhan dan keamanan sekitar warga.

Saat dikonfirmasi melalui telepon, Amin mengiyakan kabar tersebut dan menjelaskan kembali kejadian tersebut sambil geram.

Ia mengatakan Ratna diculik, dianiaya dan kejadiannya di Bandung.

Saat ditanya pelaku tindakan tidak bertanggung jawab tersebut. Aminudin mengaku tak tahu siapa pelaku dari aksi keji tersebut.

Namun Aminudin sempat memberikan keterangan yang didapatinya dari sopir Ratna kalau ada sejumlah aktifis menyerang Ratna kala didalam mobil.

Cek Juga : Ini Beberapa Nama Timses Pasangan Prabowo-Sandiaga

Dugaan Ratna Sarumpaet dipukul

Dugaan Ratna Sarumpaet dipukul

“Dia kan memang aktivis yang punya program “Save NKRI.” Dia selalu keliling kota bersama Rocky Gerung dan lain lain. Ratna juga sering berada di Bandung. Belum jelas, saat kejadian dia sedang dalam posisi akan mengisi acara atau apa. Saya yakin, pelakunya lebih dari satu,” ujar Amin kepada VIVA, Selasa 2 Oktober 2018.

Dari keterangan Amin, Saat ini Ratna masih dalam perawatan intensif dirumah sakit dan saat ini belum dapat menerima kunjungan.

Amin mengatakan dia pun belum bertemu dengan Ratna secara langsung bertatap muka karena ia masih trauma. Saat ini pengacara Ratna masih bergerak cepat mengumpulkan bukti atas peristiwa yang menimpa Ratna.

“Saya dan kawan-kawan di gerakan ini meminta, agar polisi mengusut tuntas kasus ini. Negara ini harus siap berdemokrasi. Siapapun tidak boleh melakukan kekerasan pada aktivis, siapapun tidak boleh melakukan kekerasan terhadap perempuan,” ujarnya.