Program kartu sakti Jokowi yang memberikan gaji kepada pengangguran terus menuai kontroversi karena banyak yang mengatakan program ini sangat tidak masuk akal. Masa pengangguran dapat gaji ?

Negara tidak akan mampu membiayai jalannya program kartu prakerja terbaru dari Joko Widodo. Janji manis Jokowi ini juga diprediksi sebagai janji manis saja menjelang hari pemilihan.

Kondisi ekonomi negara yang belum baik dan stabil tidak membuat banyak yang ragu akan program kartu prakerja Jokowi.

Tapi dinyatakan oleh anggota tim influencer Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Roosdinal Salim bahwa sebenarnya isu yang beredar saat ini mengenai kartu prakerja adalah kurangnya sosialisasi dan permasalahan kepahaman saja.

Menurutnya Kartu Prakerja yang dijanjikan ini hanya diperuntukkan bagi tamatan SMU/SMK, korban PHK, dan pengangguran muda. Bila mereka ini memiliki kartu Prakerja mereka akan mendapatkan pelatihan kerja di BLK selama 12 bulan.

“Nah selama mengikuti pelatihan BLK ini para pemegang kartu prakerja ini akan diberikan honor di luar dari tanggungan tempat tinggal dan makan sehari-hari,” ucap Roosdinal kepada Liputan6.com, Kamis (14/3).

Untuk program ini sendiri para pemegang kartu hanya akan diberikan pelatihan dasar yang umum untuk kerja sesuai dengan minatnya masin-masing. Untuk korban PHK misalnya akan diberikan program reskilling dan penajaman terhadap keahlian yang sudah dimiliki sebelumnya.

Sementara untuk para pengangguran muda. Akan diberikan program upskilling pemberikan keahlian sesuai dengan minat mereka atau penajaman atas skill yang telah dimiliki.

“Ke semua program ini akan dicover dengan kartu prakerja. Jadi sangat tidak benar dan ngawur kalau kubu 02 mengatakan, kalau pengangguran akan digaji. Yang akan diberikan honor, mengingat biaya tempat tinggal dan makan sudah dicover di BLK yang mereka tuju,” ungkap Roosdinal.

Mengaminkan hal diatas, Ucapan serupa juga dikatakan oleh anggota Tim Influencer TKN lainnya, Mukhamad Misbakhun.

Jadi kartu Prakerja ini bukan hanya sebagai bukti kepedulian bapak Presiden Jokowi saja akan tetapi akan menjadi terobosan penting.

“Kartu Prakerja itu adalah program Pak Jokowi sebagai capres 2019 – 2024. Kalau dikaitkan dengan APBN memang programnya belum ada pada tahun ini, tetapi itu akan menjadi rencana kerja pemerintah untuk tahun 2020 ketika Pak Jokowi memimpin untuk periode kedua,” jelas Misbhakun.

Menurut Misbakhun pada awalnya program prakerja ini ditargetkan 2 juta peserta yang akan memasuki lapangan kerja pada 2020.

“Program ini sangat realistis untuk mengatasi pengangguran dan menyiapkan tenaga kerja terampil siap pakai,” ujar Misbakhun.

Karena ini Misbakhun sangat yakin program ini bisa berjalan bahkan menekan angka pengangguran di Indonesia.

Kartu Prakerja, Munkinkah

“Program Kartu Prakerja itu bagian dari upaya mengurangi pengangguran yang menurut BPS sekitar tujuh juta orang. Saya yakin Kartu Prakerja akan menjadi terobosan yang sangat bagus karena di negara lain sudah diterapkan dan banyak yang sukses,” tukasnya.

“Pak Jokowi punya tawaran konkret untuk menekan angka pengangguran. Kalau penantangnya tak punya ide ya jangan nyinyir,” pungkasnya.

Bagaimana kartu sakti Jokowi bisa menjadi serangan balik

Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago turut memberikan penilaianya terkait kartu sakti Jokowi.

Menurut Pangi janji politik adalah hal biasa dan wajar sebab habitus dari politisi adalah janji. Janji inilah yang nantinya akan menjadi senjata makan tuan. Apabila politisi tersebut tidak mampu merealisasikan janjinya saat kampanye.

“Politisi kita berani berjanji, karena mereka tahu betul karakteristik atau perilaku pemilih kita yang pelupa dan pemaaf. Bahkan, sedikit sekali mereka menagih atau mencatat semua janji politisi,” ungkapnya.

Politisi tidak memiliki beban ketika membuat janji bahkan membuat janji atas program yang secara akal sehat sulit diterima.

Ketika Jokowi nekat menggeluarkan program janji kartu, maka hal ini dapat menyerang balik karena janji sebelumnya belum direalisasikan.

“Saya pikir, ini adalah alasan barangkali membuat Jokowi tak punya beban mengobral janji, karena janji beliau yang pemilu 2014 saja enggak ditagih rakyat, bahkan sudah lupa dengan janji yang belum terbayarkan tersebut, sehingga habitus politisi kita sangat gampang membuat janji, ketika pertarungan kontestasi elektoral pilpres,” ujar Pangi.

“Kebijakan Jokowi belum memihak dan membela rakyat kecil, sederhana kok. Kalau soal janji, kita harus jujur juga, tentu kita akui juga enggak semua janji politik mereka terpenuhi. Tentu, ada juga yang sampai sekarang belum terwujud. Jadi, musuh berat Jokowi adalah dirinya sendiri,” katanya.

Baca Juga: Kartu prakerja dan politik uang Jokowi