
Akan Cawapres Ma’ruf Amin mengharap tidak ada lagi perseteruan ideologis pada 2024 yang akan datang.
Menurut Ma’ruf, penduduk Indonesia mesti kembali yakini pancasila menjadi basic negara. Dalam Pancasila, tutur Ma’ruf sudah tertuang persetujuan ihwal bentuk negara Indonesia yang bukan adalah khilafah atau kerajaan.
“Kita kembali pada pangakal, ke Pancasila. Kita juga kembali pada UUD 45 yang dibuat mukadimahnya diambil dari piagam Jakarta sesudah 7 tuturnya dibuang. Itu landasan kita berbangsa, bernegara dengan skema yang kita telah tentukan. Saya menamakannya UUD 45 itu menjadi persetujuan nasional, ittifaqad wathoniyah,” tutur Ma’ruf waktu tutup pembekalan akan calon legislatif Partai Perindo, Jakarta, Selasa ( 18/9/2018 ).
Ma’ruf menyakini perseteruan ideologis akan tidak ada bila penduduk Indonesia yakini pancasila. Ia juga yakin Indonesia bisa maju bila telah merampungkan masalah ideologis.
Menurut Ma’ruf, aplikasi skema pemerintahan seperti khilafah atau kerajaan automatis tertolak di Indonesia. Alasannya, ke-2 skema itu tidak jadi persetujuan semua unsur masyarakat Indonesia seperti tertuang di Pancasila serta pembukaan UUD 1945.
” Karenanya jika ada yang bicara mengenai khilafah, pemikiran itu bukan tidak di terima tetapi tertolak. Sebab kita telah miliki persetujuan. Karenanya saya namakan Indonesia itu negara persertujuan,” kata Ma’ruf.
Ketua MUI nonaktif itu menyebutkan skema pemerintahan khilafah atau kerajaan islami. Namun, skema republik juga disebutnya islami seperti khilafah serta kerajaan.
“Mengapa jika islami khilafah itu tertolak? sebab menyalahi persetujuan. Jadi automatis bukan tidak diterima, tetapi tertolak tidak cuman khilafah, kerajaan juga sebab menyalahi persetujuan. Kealiran juga. Mengapa? Persetujuan kita di UUD 45 Indonesia ialah negara Republik,’ tutur Ma’ruf.