Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan kalau pihaknya akan segera mengirimkan kisi-kisi debat dan materi berkaitan lainnya kepada paslon.

Kisi-kisi debat dan materi ini diberikan bukan untuk ajang lomba atau ujian ketika debat nanti.

Kisi-kisi debat ini diberikan supaya paslon bisa lebih siap dan tahu apa yang bakal ditanyakan nanti jadi paslon bisa lebih siap dalam menyampaikan apa yang akan mereka sampaikan.

Jadi jangan sampai ada yang terlewatkan atau ada gagasan yang tidak tersampaikan dan terpendam nantinya.

Bila hal tersebut terjadi nanti KPU bakal disalahkan lagi karena tidak memberikan informasi dan persiapan yang matang kepada kedua paslon.

“Saya rasa, tidak ada alasan untuk menunda-nunda lebih daripada hari ini,” kata Pram, saat gladi persiapan debat kandiat di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 10 Januari 2019.

Pram menjelaskan bahwa kisi-kisi debat yang diberikan berisi 20 pertanyaan dan pertanyaan tersebut merupakan hasil finalisasi dari materi yang sudah disepakati panelis.

“Sudah selesai 20 pertanyaan. Dengan daftar pertanyaan yang bukan sama sekali multiple choice dan juga bukan menuntut hafalan,” ujarnya.

Menurut Pram debat pilpres 2019 pertama yang akan segera dimulai pada 17 Januari 2019 nanti merupakan kesempatan bagi para paslon untuk menyampaikan visi dan misinya.

Dan dalam pemaparan visi dan misi ini jelas tidak boleh ada yang terlewatkan dan terpendam.

Ketua KPU bantah berikan bocoran materi debat

Ketua KPU bantah berikan bocoran materi debat

Ketua KPU, Arief Budiman disisi lain memberikan bantahan atas tudingan dimana KPU memberikan bocoran pertanyaan debat nanti kepada paslon.

Arief membantah langkah yang dilakukannya dan lembaga yang ia pimpin ini sebagai pembocoran.

“Bukan membocorkan, KPU berikan kisi-kisi 20 pertanyaan,” kata Arief di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 10 Januari 2019.

Arief menegaskan bahwa kedua paslon baik itu Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga tidak akan mengetahui apa yang akan ditanyakan sehingga mereka tidak perlu menghafalkan jawaban.

Dengan memberikan kisi-kisi debat mereka mau tidak mau harus memahami materi debat nanti bukan seperti orang ujian atau lomba.

“Mereka tidak tahu yang akan ditanyakan pertanyaan nomor berapa. Mereka enggak tahu,” ujar Arief.

Arief berkilah bahwa langkah ini membuat kedua paslon bisa lebih siap dan debat pertama nanti bisa lebih menarik dan seru.

“Jadi, mereka betul-betul harus memahami, bukan menghapalkan. Memahami persoalan terkait dengan hukum, HAM, korupsi, dan terorisme,” ucap Arief.

Cek Juga : Disebut tak kredibel, Ira Koesno malah ingin debat panas