Wakil Presiden Indonesia saat ini, Jusuf Kalla memiliki pandangan sendiri mengenai persoalan pemaparan visi dan misi pilpres 2019 nanti.

Pria 76 tahun ini mengatakan bahwa ada baiknya nantinya pemaparan visi dan misi dilakukan sendiri oleh pasangan calon pilpres dihadapan publik.

Selama ini pemaparaan visi dan misi pemilu di Indonesia dilakukan oleh tim sukses paslon tersebut.

Dari pandangan JK hal tersebut perlu diganti dan saat ini lebih baik pemarapan visi dan misi dilakukan sendiri oleh pasangan yang akan berkontestasi.

JK juga mengatakan bahwa pemaparan visi dan misi pilpres 2019 ini bisa menjadi hal menarik untuk dibahas nantinya.

Visi dan misi ini bisa menjadi cara untuk menarik dukungan sebanyak-banyaknya dan disinilah mereka bisa membuktikan kemampuan mereka.

Nantinya masyarakat bisa menjadikan visi dan misi paslon pilpres 2019 menjadi bahan kritik.

Pada kesempatan yang sama ini JK juga menyesalkan kenapa dari awal kampanye kedua paslon tidak ada yang menyampaikan visi dan misi mereka kedepan bila terpilih nanti.

“Karena tidak ada bahan perdebatan, tidak ada bahan yang bisa dikritik, maka macam-macam lah dibuat isunya. Yang dikritik hanya perilaku,” katanya.

KPU sebelumnya telah membatalkan acara pemaparan visi dan misi karena tidak ada titik temu tentang siapa sosok yang akan menyampaikan visi dan misi.

Kubu paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga ingin pemaparan visi dan misi pilpres 2019 disampaikan langsung oleh para kandidat.

Sementara itu paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf menilai bahwa pemaparan visi dan misi ini cukup disampaikan oleh timses saja.

“Sebab visi misi itu sifatnya satu arah. Kalau satu arah kan cuma begitu-begitu saja. Jadi cukup timses yang menyampaikan,” katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 Januari 2018.

JK sarankan penyampaian visi dan misi dilakukan sendiri

JK memberikan kritik mengenai persoalan kondisi iklim pemilu dan pilpres 2019 yang tidak sehat saat ini.

Saat ini banyak yang menilai dan mengkritik karakter dari paslon tersebut tanpa mengetahui visi dan misi mereka.

Politik seperti ini sangat tidak sehat disebut dengan politik identitas jadi yang dipilih dan menonjol adalah tokohnya bukan apa kerja dan yang akan dilakukannya bila terpilih.

“Semestinya seperti itu (dipaparkan langsung pasangan capres-cawapres), karena itu kan harus dipertanggungjawabkan,” ujar JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019.

Mengenai hal ini KPU sendiri telah memberikan klarifikasi kenapa acara pemaparan visi dan misi pilpres 2019 tidak dilaksanakan.

Komisioner KPU, Wahyu Setiawan

Komisioner KPU, Wahyu Setiawan dalam forum Indonesia Lawyers Club tbOne telah megantakan bahwa pasangat kandidatlah yang mengurungkan rencana tersebut,

Sebelumnya kita sudah adakan rapat dtapi tim pemenangan masing-masing menolak rencana tersebut dan mengggelar sendiri penyampaian visi dan misi tanpa difasilitasi KPU.

“Kami agak heran kenapa informasi yang beredar simpang-siur, seolah KPU yang membatalkan. Padahal, TKN [Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin] dan BPN [Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno] akan menyampakan visi-misi tanpa difasilitasi KPU,” kata Wahyu.

KPU telah menyatakan tidak keberatan bila acara pemaparan visi dan misi pilpresi 2019 difasilitasi oleh KPU.

“Penyampaian visi-misi itu sunah; yang wajib adalah debatnya.” Tetapi masing-masing tim pemenangan masing-masing pasang calonlah yang justru mengurungkan niat mereka.