Togelpemilu – Sukses dengan dua debat pilpres sebelumnya, meski debat pertama banyak dikritik karena aturan dan kisi-kisi yang bocor, menghadapi debat ketiga, KPU luncurkan format debat baru lagi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) berencana utnuk menambahkan beberapa format baru dalam debat ketiga nanti. Format baru ini akan menghadirkan tokoh masyarakat sesuai dengan tema debat.

Langkah ini dilakukan untuk menambah esensi dan supaya debat pilpres ketiga nanti bisa lebih greget dan mengajak masyarakat aktif dan tidak golput.

Selain itu dengan hadirnya tokoh masyarakat sesuai dengan tema debat bisa membuat debat lebih tepat sasaran dan tema debat bisa dieksplorasi lebih jauh.

Misalnya pada debat ketiga akan membahas mengenai pendidikan, nah para pelaku pendidikan non pemerintah, seperti pengelola pendidikan NU, Muhammadiyah, Katolak dan sebagainya bisa turut berpartisipasi.

“Pertanyaan dari panelis tetap ada. Tapi kemudian kami ingin menambah melalui gagasan baru, agar bagaimana pelaku bisa bertanya secara langsung,” kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan, di gedung KPU RI, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.

Para tokoh pelaku pendidikan non pemerintah tersebut bisa diberikan sesi khusus untuk bertanya langsung kepada para kandidat saat debat.

Sebab sejauh ini menurut pengamatan Wahyu, kedua debat sebelumnya hanya terbatas pada materi yang diberikan KPU dan tidak ada ekplorasi lebih jauh.

Padahal realitanya masih banyak topik terkait yang tidak terjangkau bila hanya terpaku pada materi yang diberikan oleh KPU.

“Sebab kan debat eksploratif kemarin sudah diapresiasi oleh masyarakat. Lalu, kami akan melanjutkan. Bahkan mungkin kami akan tambah. Jadi kami membuat format baru dalam satu sesi seperti itu,” ujarnya.

Meski KPU luncurkan format debat baru pada debat ketiga nanti, tapi sebenarnya konsep ini masih dalam proses pendalaman lebihb lanjut.

Konsep baru ini baru sebatas gagasan dari KPU selaku penyelenggara debat.

“Masih perlu kajian secara metodologis, praktisnya gimana. Orang kan harus punya gagasan besar dulu,” ujarnya.

Sleain itu untuk merealisasikannya konsep ini harus dibicarakan lebih lanjut bersama dengan Bawaslu dan TKN masing-masing kandidat.

“Sekali lagi ini gagasan KPU, belum diputuskan. Kami inisiasi ada pertanyaan langsung dari pihak yang terlibat dan kompeten dengan tema,” katanya.

KPU kurangi jumlah pendukung diruang debat

Ketua KPU bantah berikan bocoran materi debat

KPU selain meluncurkan format debat baru pada debat putaran ketiga pilpres 2019. Pada saat yang bersamaan KPU juga akan mengurangi jumlah pendukung masing-masing paslon diruang debat.

“Usulan dari Bawaslu juga, tadi sudah disampaikan karena debat ini supaya bisa lebih tenang, lebih nyaman dan lebih fokus,” kata Ketua KPU, Arief Budiman, di Gedung KPU, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.

Pengurangan ini diperkirakan mencapai setengah dari total undangan yang selama ini dibagikan kepada masing-masing kandidat yang berjumlah 100 orang.

“Jumlah pendukung diusulkan nanti dikurangi. Nanti jumlahnya ya kurang lebih 50-an saja dari masing-masing pasangan calon,” kata Arief.

Komisioner KPU, Wahyu Setiawan juga membocorkan bahwa selain dari pengurangan jumlah pendukung didalam ruang debat.

KPU juga akan meniadakan nobar debat pilpres yang biasanya dilakukan diluar gedung bagi para pendukung.

Nobar debat pilpres diluar gedung tempat berlangsungnya telah berlangsung selama ini dan KPU menilai hal ini tidak perlu dilakukan dengan alasan keamanan.

Sebelumnya pada debat pilpres putaran kedua terjadi ledakan diluar gedung tempat debat dilaksanakan.

“Sebab sebenarnya kegiatan nobar itu kan sudah dilakukan oleh kelompok masyarakat. Tanpa harus difasilitasi pun sebenarnya kelompok masyarakat itu sampai ke daerah sudah melakukan nobar itu. Sehingga sebenarnya tidak terlalu relevan kami melakukan fasilitasi kegiatan nobar di dekat area debat,” katanya.

Kembali Wahyu menegaskan bahwa hal ini juga masih dalam tahap wacana saja dan akan dirundingkan lebih lanjut bersamaan dengan format debat baru yang menghadirkan tokoh masyarakat lokal.

Cek Juga: Debat tidak menarik, Moderator dan KPU jadi sasaran