Bantah dan tepis pernyataan SBY soal politik identitas, Calon Wakil Presiden Ma’ruf pastikan kampanye program bukan identitas.
Sebelumnya mengenai pernyataan SBY banyak memberikan sindiran pada kampanye pilpres 2019 yang lebih mengedepankan tokoh atau jadi diri.
Identitas pada kampanye pilpres 2019 lebih diutamakan dibandingkan dengan berbagai polemik dan persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa.
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan tersebut karena saat ini belum ada paslon yang membeberkan program mereka.
Padahal rakyat dan masyarakat lebih membutuhkan solusi dan kebijakan dari salah satu paslon bila terpilih nantinya. Lebih baik Jokowi Prabowo adu program.
Jadi sekarang ini kita lebih melihat kepada tokok, orang tersebut daripada apa yang akan ia perbuat nantinya. Padahal untuk 5 tahun kedepan bangsa Indonesia membutuhkan kebijakan juga solusi untuk permasalahan bangsa.
Ma’ruf pastikan kampanye program bukan identitas
Tidak lama setelah pernyataan tersebut mencuat, Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin segera membalas pernyataan tersebut.
Ma’ruf menuturkan bahwa selama ini dirinya terus memperjuangkan landasan, capaian dan perolehan pemerintah Jokowi.
Tidak ada politik identitas justru kita malah senang adu program, Dengan menekankan apa yang sudah dikerjakan pemerintah Jokowi maka bisa memberikan manfaat dikemudian hari.
Pada saat yang sama Ma’ruf juga menekan bahkan deklarasi ulama dan kiai selama ini sering dikaitkan dengan politik identitas. Namun nyatanya hal ini terjadi karena deklarasi dukungan memiliki kesamaan dengan pasangan calon presiden.
Jadi sudah sama, sudah sinkron baru kita deklarasi resmi, kalau tidak cocok bagaimana bisa deklarasi.
“Saya kira enggak ada politik identitas. Justru adu program. Bagaimana apa yang sudah dan apa yang akan,” kata Ma’ruf di rumah Situbondo, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).
“Memperbesar kemaslatan, menambah atau melakukan penyesuaian atau mengadjust, menyempurnakan. Itu pendekatannya programming, pendekatakan konsep bagaimana membangun ke depan, nggak ada identitas,” jelas Ketua MUI.
“Tapi kalau misalnya orang NU mau mendukung orang NU itu kan wajar saja. Misalnya pemimpin NUnya dia mendukung, itu bukan politik identitas tetapi merasa ada kesamaan,” jelasnya.
Ma’ruf juga mengaku ogah melakukan kampanye politik identitas dan bapak Presiden Jokowi pun sudah setuju terkait hal tersebut.
Jokowi bersama Ma’ruf pastikan kampanye program bukan identitas seperti sindiran dari kubu Demokrat.